Kuliah Pakar Farmasi Hadirkan Kepala LAFI Puskesad: Bahas Strategi Nutrasetika untuk Ketahanan Kesehatan Nasional

Malang, 23 Mei 2025 – Institut Teknologi dan Sains Kedokteran RS Dr. Soepraoen (ITSK RS Dr. Soepraoen) kembali menyelenggarakan Kuliah Pakar Farmasi yang berlangsung di Aula Kampus 2. Acara ini diisi oleh narasumber terkemuka di bidang farmasi militer, yaitu Kolonel Ckm Dr. Apt. T.P.H. Simorangkir, M.Si., CIT., yang saat ini menjabat sebagai Kepala Laboratorium Farmasi dan Industri (LAFI) Pusat Kesehatan Angkatan Darat (Puskesad).

Dalam kuliah pakar yang bertemakan “Studi Topoednomedisin: Desain Komprehensif Pengembangan Nutrasetika dalam Mendukung Ketahanan Kesehatan Nasional”, Kolonel Simorangkir menyampaikan perspektif strategis dan ilmiah mengenai potensi pemanfaatan kekayaan hayati Indonesia untuk menunjang ketahanan kesehatan bangsa.

Nutrasetika dan Ketahanan Kesehatan: Kolaborasi Ilmu dan Strategi Nasional

Dalam pemaparannya, Kolonel Simorangkir menjelaskan bahwa pendekatan topoednomedisin suatu studi multidisipliner yang menggabungkan topografi, etnobotani, dan pengobatan tradisional—merupakan fondasi penting dalam menggali potensi lokal untuk menghasilkan produk nutrasetika yang efektif, aman, dan berbasis bukti ilmiah.

“Indonesia adalah negara megabiodiversitas. Jika kita mampu memetakan dan memanfaatkan tanaman obat lokal melalui pendekatan topoednomedisin secara sistematis dan ilmiah, kita bisa mandiri dalam penyediaan suplemen kesehatan nasional. Ini bukan hanya tentang kesehatan individu, tapi tentang ketahanan kesehatan bangsa secara kolektif,” ungkap Kolonel Simorangkir dalam sesi utama.

Ia juga menyoroti pentingnya riset terpadu antara akademisi, industri, dan pemerintah dalam menciptakan ekosistem pengembangan nutrasetika yang berkelanjutan.

Antusiasme Mahasiswa dan Dosen Farmasi

Acara ini dihadiri oleh para dosen dan mahasiswa Program Studi S1 Farmasi Klinis dan Komunitas, yang tampak antusias mengikuti pemaparan materi. Diskusi interaktif terjadi dalam sesi tanya jawab, di mana mahasiswa menggali lebih dalam mengenai tantangan formulasi, pengujian klinis, hingga aspek regulasi produk nutrasetika di Indonesia.

“Materinya membuka cakrawala baru tentang pentingnya peran farmasis tidak hanya dalam pelayanan obat, tetapi juga dalam inovasi dan kebijakan kesehatan nasional. Kami merasa terinspirasi,” ujar salah satu mahasiswa peserta acara.

Sementara itu, Ketua Program Studi S1 Farmasi Klinis dan Komunitas menyampaikan bahwa kuliah pakar ini merupakan bagian dari strategi kurikulum yang dirancang untuk membekali mahasiswa dengan wawasan global dan konteks nasional yang kuat.

Sinergi Akademik dan Praktik Lapangan

Kuliah pakar ini sekaligus menjadi jembatan antara dunia akademik dan praktik di lapangan, khususnya dalam konteks militer dan ketahanan nasional. Kolonel Simorangkir juga membagikan pengalamannya dalam pengembangan laboratorium dan produksi bahan alam di lingkungan Puskesad, yang berfokus pada efisiensi, kemandirian bahan baku, dan inovasi berbasis kearifan lokal.

Dengan meningkatnya kesadaran global terhadap pentingnya nutrisi dan imunitas dalam menghadapi berbagai ancaman kesehatan, pengembangan nutrasetika dinilai akan menjadi elemen penting dalam strategi jangka panjang ketahanan nasional, baik dalam konteks sipil maupun militer.

Kuliah pakar yang digelar pada 23 Mei 2025 ini menjadi bukti nyata komitmen ITSK RS Dr. Soepraoen dalam menyelenggarakan pendidikan tinggi yang relevan, inovatif, dan responsif terhadap kebutuhan nasional. Kehadiran pakar sekaliber Kolonel Ckm Dr. Apt. T.P.H. Simorangkir, M.Si., CIT. memberikan inspirasi bagi para mahasiswa untuk terus mengembangkan ilmu farmasi dalam kerangka pengabdian terhadap bangsa dan negara.

Pilih Program Study

Artikel Terkait